20.00 waktu yang tertera pada mesin absen. Saya mulai mengayuhkan langkah menuju Stasiun Palmerah. 20.10 sampai di stasiun dengan nafas terengah-engah
mendengar commuter tujuan akhir Parung Panjang masih tersedia. Secepat
kilat saya berlari menuju pintu kereta.
Gerbong 3 pintu pertama, adalah tempat strategis bagi saya karena sangat pas dengan tangga ketika tiba di Stasiun Serpong. Berpegang erat dengan besi agar tak tersungkur karena
kecepatan kereta yang tidak stabil. Asyik mendengarkan musik dan main
jejaring sosial. Tak lama wajah cool saya berubah dengan mengerutkan
alis dan mengendus sesuatu. Kentut!! Iya bau kentut. Jahanamnya lagi, penyakit srimulat saya kumat tak tertahan
dan langsung melontarkan kalimat "yaelah pake ada yg kentut lagi,
semerbak abis". Sontak penumpang sekeliling saya tertawa adapula yang
menggelengkan kepala. Tapi, apaboleh dikata semua itu reflek keluar dari
mulut saya.Dengan rasa penasaran saya mulai mengamati orang-orang di sekitar saya. Untuk apa? Tentu saja untuk mencari pelaku itu. Haha
Saya mulai memicingkan mata dengan seorang pria berbaju
biru muda. Dengan gantunga. ID card bertuliskan salah satu perusahan
tambang yang besar. Tepat di serong kiri saya arah jam 11. Mungkin ini
hanya praduga tak bersalah, tapi keyakinan saya begitu kuat. Wajahnya
tegang, bukan itu saja. Saya mulai memperhatikan cara dia duduk sampai
memperhatikan bulu bulu halus di tangannya yang berdiri.
Jujur saja, saya pun ketika mulas akan seperti itu. Pria
itu mulai menyadari saya memperhatikan perilakunya. Iya!! Dia sangat
gelisah. Seorang wanita di dekat saya pun mulai menyadari gerak gerik
saya dan mulai senyum senyum. Bukan itu saja, pria di yang duduk di
sebelah "terduga" senyum senyum sambil menundukkan kepalanya. Mungkin ia
mengetahui sesuatu. Sampai pundaknya mulai bergetar karena menahan
gelak tawa.
Saya coba perhatikan dan ternyata dia memakan tali ID yang
serupa dengan si "terduga". Saya mulai menundukkan kepala dan mencoba
menahan tawa. "Terduga" mulai salah tingkah karena perilaku temannya
yang (mungkin) mengetahui "perbuatannya". Tak tahan dengan tawa nya,
"terduga" mencubit paha di pria di sebelahnya. Entahlah saya benar-benar
tak kuat menahan tawa sampai akhirnya saya membuka buku untuk
mengalihkan perhatian.
Saya minta maaf atas perilaku saya untuk mas berbaju biru.
Tetapi sungguh engkau benar-benar membuat saya memiliki cerita baru
dengan commuterline. Maaf mas!!
-aku dan kereta, negeri berdebu 2015-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar