Minggu, 14 Juni 2015

Cisauk, Negeri Berdebu Kini Menjadi Tanah Emas

Ini memang agak melenceng dari tema blog saya yang berisikan tentang plesir. Ini hanya ungkapan sedikit dilema hidup saya.

Masih ingat dalam ingatan saya, ketika kedua orang tua saya memutuskan untuk membeli sepetak rumah di kawasan Cisauk. Sepi dan hanya segelintir orang yang berminat untuk membeli rumah di kawasan ini walaupun dengan harga yang sangat murah. Dengan harga 78 juta rupiah dan uang muka 15 juta yang dapat dicicil selama satu tahun.

Saat ini sudah menjadi hal yang mustahil untuk mendapatkan rumah dengan harga segitu. Ini menjadi dilema tersendiri untuk saya yang berkeinginan membeli rumah dengan nominal gaji saya yang pas pasan.

Belum lama saya iseng menyambangi salah satu kantor pemasaran perumahan yang juga berlokasi di Cisauk, Sebut saja Suradita dan Serpong Garden. Sungguh hal yang menakjubkan dan menyayat hati. Harga rumah saat ini sudah mencapai 500 juta rupiah bahkan lebih.

Siapa sangka, Cisauk yang dulu dikenal hanya sebagai negeri berdebu sudah berubah menjadi tanah emas. Dahulu Cisauk sering dijadikan bahan olokan karena kondisinya yang sepi, berdebu dan hanya dilalui truk besar. Sekarang, banyak orang berbondong-bondong untuk menginvestasikan sebagian penghasilannya di tempat ini.

Dilihat dari fasilitas yang ada, Cisauk merupakan lokasi yang strategis. Dekat dengan Pusat Kota BSD ditambah saaat ini sudah dibangun jalan tembus. Terdapat pula stasiun kereta api yang merupakam kendaraan alternatif yang sangat diandalkan oleh banyak masyarakat termasuk saya.

Saat ini, kendaraan roda dua sudah bukan menjadi kendaraan alternatif lagi mengingat harga bahan bakar yang terus melambung dan kondisi lalulintas yang padat.

Belum terkontrolnya tingkat populasi yang terus melonjak juga menjadi salah satu pemicu kebutuhan dan permintaan rumah semakin meningkat. Semoga ada suatu solusi untuk dilema yang sedang saya alami saat ini.


Terima Kasih
Salam Hangat
Eka \m/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar