Rabu, 01 Juli 2015

Kemping Ceria ala Hammockers

Lagi lagi mendadak! Berawal dari wacana yang timbul saat berbincang di Hotel saat outing kantor tapi berujung serius. Sayang rasanya memiliki kesempatan ke Bandung tetapi tidak digunakan dengan maksimal.

"Ka ada Gathering Hammockers Indonesia di Lembang sekalian temen gue mau luncurin buku gitu mau ikut ga?" cetus rekan saya bernama Wahyu Adityo Prodjo pewarta KompasTravel asal Purworejo.

"Ah seru banget sih, ikut dong gue. Mumpung di Bandung, toh besok juga masih libur" balas saya

Tak pikir panjang bagaimana nanti disana. Karena tidak membawa perlengkapan sama sekali. Hanya bermodal ID Card, baju ganti, kemeja flanel dan sepatu. Tidak berpikir kalau suhu disana mencapai 15 derajat celcius . Lebih baik jangan meniru kami, karena cukup beresiko.

"Mas gimana, temen lo bisa dihubungin? Btw nanti tidurnya gimana?" cetus saya

"Temen gue ada yang lagi di Hotel Transtudio, ntar gampanglah diatur" Ujar Wahyu

Agak khawatir karena saya perempuan sendiri. Takut timbul prasangka buruk dari orang. Tapi saya percaya, Wahyu dan temannya orang baik dan dapat dikatakan tidak mungkin melakukan hal tak senonoh.

Turun naik angkot dan akhirnya sampai ditempat yang kami tuju, Bumi Perkemahan Downhill Cikole, Lembang. ( Sejujurnya, walau hampir sampai saya masih belum paham apa itu hammock hehe) . Berjalan menuju ruang informasi untuk menanyakan dimana lokasi  gathering diselenggarakan.

Ada sedikit kendala, mungkin komunikasi pengelola yang kurang baik atau ada hal lain. Karena saat kami menanyakan pengelola tak mengetahui adanya acara ini. Ah yasudah, kami nekat berjalan kaki menelusuri jalan hingga menemukan lokasi acara. Pemandangan hutan pinus yang sudah lama tak saya jumpai menjadi pengobat lelah.


"Ntar kalo ada mobil bak lewat kita berentiin aja, biar nebeng ampe atas" kata Wahyu

Tak lama kami berjalan, tiiinnnn tiiinnn.. suara klakson mobil ditujukan kepada kami.

"Mau kemana kang?" ujar seorang pria (saya lupa namanya) tapi dia dari forum backpacker 

" Mau ke acara Hammock, kang. " balas Wahyu

"Oh yaudah bareng saya aja, kasian jalan kaki mah lumayan jauh" ujar pria baik itu

"Alhamdulillah, rejeki anak sholeh. Kita gak jalan kaki. Niat mau nyetop los bak, malah mobil bagus yang mau nebengin kita. hahaha " ucap saya dengan bahagia

Sampai di lokasi, kami mendatangi panitia untuk mendaftarkan diri. Di dalam benak saya mengatakan "oh itu ternyata namanya hammock gue sih bilangnya ayunan hihi ". Usai registrasi, kami mulai mengelilingi lokasi gathering . Ada yang menarik, seorang pemuda mencoba melintasi seutas tali yang diikatkan di pohon, ternyata mereka komunitas slackline.  Sudah lama saya mengetahui kegiatan ini, namun baru ini saya mengetahui namanya.


Seorang pemuda yang beratraksi dengan lincah diatas seutas tali

Tak lama kami menyambangi komunitas slackline, kami kembali berkeliling untuk melihat-lihat sembari mencari temannya Wahyu. Berjalan menuju sudut kanan dekat dengan pendopo yang digunakan sebagai surau yang tak jauh dari toilet, ada sekerumunan pemuda yang ternyata merekalah temannya Wahyu. Fiuuhh.. berkahir sudah pencarian selama ini.




Bermodalkan logistik seadanya yang saya dan Wahyu bawa, kami berharap diberikan tumpangan tenda untuk beristirahat. Ternyata tanpa diminta, mereka sudah menawarkannya. Baik sekali pemuda pemuda ini. Ada Pancong, Dasoy, Epoy, Dira, dan Oscar. 

Hanya kemeja flanel yang saya kenakan, saya berharap bisa menahan hembusan angin malam itu yang sangat menusuk. Tapi tak lama Dira menawarkan jaketnya kepada saya. Lumayan mengahangatkan tubuh. Terima kasih Dira atas pinjaman jaketnya.

Berbincang hingga larut malam. Bercanda dan saling lempar ejekan cukup menghangatkan suasana. Tak perlu banyak waktu untuk beradaptasi dengan mereka, saya sudah menunjukkan siapa diri saya. 

"Itu dimakan biskuit kelapa nya" ujar salah seorang dari mereka

"Engga ah! Seret!!" balas saya

" Parah ya, nih biskuit paling gak laku kalo dibawa naik gunung " pungkas Oscar

"Sama kaya gue ya, boro boro di colek, dilirik aja engga" lirih saya sambil tertawa

" Da aku mah apa atuh?" kata Irfan a.k.a Pancong

"Gue mah cuma butiran jasjus, diseduh juga larut" jawab saya sambil kembali tertawa

Canda gurau biskuit dan jasjus terus berlanjut bahkan menjadi ikonik kita saat bercanda. Lelah tertawa bersama, kami semua masuk tenda untuk tidur.

Esok Hari

Pagi hari ketika bangun, sudah ada beberapa tingakatan hammock yang dipasang. Rencana awal hanya 20 tingkat, nyatanya diluar ekspektasi. Sebanyak 29 tingak hammock berhasil dipasang. Ini sudah melebihi rekor sebelumnya yang hanya 18 tingkat. Takjub dengan hasil kerja keras para hammockers. Ketika kami lelap tertidur, ternyata mereka memulai memasang tingakatan hammock ini.





Benar- benar pengalaman yang sangat mengesankan bisa hasir diacara Gathering Hammockers Indonesia. Tidak ada kata menyesal yang terlontar sedikitpun. Terima kasih Mas Wahyu sudah mengijinkan saya turut serta ke acara ini. Terima kasih Epoy, Pancong, Dasoy, Dira dan Oscar sudah menerima saya dengan hangat. 

Dapat pengalaman baru dan dapat teman baru. Benar-benar hal yang sangat menyenangkan. Semoga pertemanan terus terjalin ya.

Terima Kasih
"Keep Hanging and See You at The Next Trees"
Eka \m/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar