Senin, 21 Mei 2018

Jakarta - Labuan Bajo Budget Kurang dari 2 Juta? Masa Sih?

Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi wisata yang sedang populer dan menjadi salah satu trip goal para kawula. Bagaimana tidak, keindahan alam lautan rayanya begitu luar biasa. Nah! belum lama ini gue baru aja berkunjung kesana. Percaya gak uang yang dikeluarkan gak sampai 2 juta? 

FYI gue modal nekat tanpa pengetahuan apapun pas kesana. haha

Simak penjabarannya.

Tiket Pesawat


Tiket pesawat Jakarta - Labuan Bajo (PP) maskapai Sriwijaya gue dapetin dengan harga 650ribu aja. Gila gak? Gila sih. haha. Gue sampai saat ini masih aktif menjadi pemburu tiket promo. Pun tiket ini yang gue dapatkan waktu promo digelar sekitar akhir tahun 2017. Gue pribadi gak malu dan gak malas untuk antre demi mendapatkan tiket promo ini. Worth it banget kan!!

*Siapin uang 50 ribu untuk taksi dari bandara ke hotel


Hotel

Hotel di Labuan Bajo itu bervariasi, mulai 50 ribu sampai 2 juta per malam ada. Gue memilih hotel yang biasa aja dan lokasinya dekat dengan pelabuhan. Waktu itu gue menginap di Hotel Gardena yang jaraknya hanya 50 atau 100 m dari pelabuhan dengan harga 275 ribu/ malam. Fasilitasnya biasa aja, tapi hotel ini terkenal dengan sunset view nya. Selain itu, mbak hotelnya buset dah baik bener, helpfull. Tiga hari menginap di sini. Total 275 x 3 = 825 ribu dibagi dua sama suami. haha

Makanan


Makanan di sana harganya standar daerah pariwisata menurut gue. Hanya saja variasi makanan saat pagi dan siang hari tidak se-seru makanan pada malam hari. Saat siang hari, disana ada penjual soto, bakso arema, nasi padang dan warteg. harganya kisaran 15-25 ribu/porsi.

Tapi, saat malam hari jajanan menjadi sangat seru. Ada pameran kuliner di lapangan. Mulai dari batagor sampai si bintang utamanya adalah makanan laut. Rata-rata harga untuk makanan laut adalah 80 ribu. Itu sudah termasuk ikan/udang/cumi yang buset gede banget, 2 porsi nasi, 2 porsi lalapan dan air mineral. 

Saran gue kalian minimal berdua atau bertiga deh. Biar seru dan banyak pilihan jadi bisa sharing gitu. Tapi jujur itu gue makan ikan kakap merah berdua suami ampe bingung ngabisinnya. Gede banget deh gue gak ngerti lagi. 

Dua hari pertama makan malam dapetnya 80ribu terus. Pas hari ke tiga berhasil dapet yang 50ribu all in. Kegirangan gue udah tingkat Poseidon lah. Seneng banget sumpah gocap udah dapet ikan kerapu dan udang bakar. 

Agen Perjalanan

Ini yang bikin gue takut awal sampai Labuan Bajo. Karena yang gue tau paket tur itu rata-rata 2jutaan per orang. Tapi semua ketakutan itu semuanya terbantahkan pas sampai di sana. Jadi, Sudah banyak agen perjalanan di sekitaran pelabuhan. Dan harganya murah banget dibanding lo nekat nego harga kapal yang mencapai 2juta/kapal (kecuali lo rombongan).

Harga semua rata 400ribu/trip/orang. Tujuannya Pulau Padar, Pulau Komodo, Pantai Merah dan Manta Point. Kalau belum puas, ada juga paket 2h1m dengan harga 850ribu/trip/orang dan itu lo khatam keseluruh kepualauan Komodo. Pulang-pulang mabrur deh pokoknya. 

Oiya, untuk masuk Pulau Komodo/Rinca bayar tiket lagi ya. Gak mahal kok apalagi kalau kalian barengan sama Bule. Paling kalian bayar 80ribu. Gak lebih dari itu seharusnya kalau kalian datang dengan rombongan.

Sewa Motor

Karena gue cuma menghabiskan waktu seharian untuk keliling pulau, seharinya lagi gue manfaatkan untuk wisata darat menggunakan motor. Harga sewa motor per hari 75 ribu. Untuk wisata darat ada Bukit Cinta, Gua Batu Cermin dan pantai dekat pelabuhan. Yang berbayar hanya masuk lokasi Gua Batu Cermin. Gak mahal kok, hanya 10ribu/orang.

Rekapnya begini:
Tiket Kereta Bandara : 70.000
Tiket pesawat : 650.000
Hotel : 412.500
Makan : 200.000/orang untuk 3 hari
Tur : 400.000
Sewa Motor : 75.000
Taksi : 50.000
Tiket masuk Komodo : 80.000
Tiket Masuk Gua Batu Cermin : 10.000

Grand Total : 1.947.500 

Selasa, 28 Juni 2016

#FoodReview #2 : Ada Bakso Dalam Kelapa?

Hello from the other side~

Mau cobain bakso dengan sensasi berbeda? Snap.. snap.. snaapppp.... Saya punya saran buat kalian. Cobain deh makan bakso kelapa muda. Hah apaan tuh? Mari simak penjelasannya...

Bakso kelapa muda adalah bakso yang disajikan di dalam batok kelapa muda lengkap dengan kelapanya. Gimana rasanya? Menurut saya, rasanya itu asin manis. Kenapa asin manis? Karena memang lebih dominan rasa kuah baksonya dibanding denga rasa manis kelapa mudanya.

Teman-teman mau cobain? Bisa banget!! Kedai ini bisa temen-temen kunjungi di area Pasar 8, Alam Sutera. Tepatnya di Ruko Pasar 8 RH 2 Alam Sutera (dekat parkiran motor). Berikut penampakan rukonya.




 

Awalnya sempat bingung mencari ruko ini karena lokasinya yang terselip dan memang dideretan ruko itu isinya makanan semua. Pokoknya ini persis di sebelah Saung Jibrak.

Saat saya berhasil menemukan tempat makan ini, ternyata tak ada design yang special. Semua sedehana seperti kedai bakso biasa. Tapiiiii memang ramai banget kedainya.Pengunjung datang silih berganti walaupun bulan puasa.

Saya memesan menu yang memang jadi andalan kedai ini, yeaayy Bakso Kelapa Muda!! Tak perlu waktu lama untuk menunggu pesanan datang. Dalam waktu lima sampai sepuluh menit bakso sudah tersedia di depan mata. yeaay!!





Beginilah tampilang dari Bakso Kelapa Muda. Unik dan bikin gak sabar mau menyantap. Ada dua jenis bakso yang dijual di kedai ini, yakni: bakso sapi dan bakso ikan. Nah dari setiap baksonya terbagi empat variant, yakni : bihun, mie kuning. kwetiau dan udon.

Saya mencicipi semua variant dari bakso sapi, dan yang paling saya suka adalah bakso sapi dengan bihun. Entahlah, saya merasa "mereka" adalah perpaduan yang pas.

Untuk harga, teman-teman tak usah khawatir. Hanya Rp. 37.000,- saja harga baksonya. ya itung-itung beli bakso dan satu buah kelapa muda.

Nahhh gimana? Penasaran kan? Yuk cobain!!

Check this out to see information:
 IG : rm_doyanmakan
Alamat :  Ruko Pasar 8 RH 2 Alam Sutera (dekat parkiran motor)

Senin, 27 Juni 2016

#FoodReview #1 : Dessert Unik dan Design Cantik di Sweet Corner

Hai ini pertama kali saya mau review tentang makanan. Semoga berkenanan di hati ya.. hihihi

"Dut, belum kenyang nih. Cari makanan lucu yuk sambil nongkrong!"

Kira-kira begitu saya mengungkapkan kalimat kepada adik saya. Dan dengansergam adik saya langsung membuka aplikasi pada gawai nya untuk mencari tempat yang saya maksud.

"Ada nih teh gak jauh, namanya sweet corner".

Melihat review di aplikasi Zomato, saya tak pikir panjang dan langsung menuju lokasi. Sweet Corner berlokasi di Alam Sutera Timur Kav 20A no. 9,Tangerang Selatan, Banten. 

Apabila teman-teman merasa terlalu ribet untuk mencari alamat tersebut, gak usah khawatir!! Lokasi Ruko tak jauh dari Mall Alam Sutera. Kalau teman-teman datang dari arah Mall Alam Sutera, Ruko terletak di sebelah kiri sebelum Ruko De Mansion.

Kafe ini terselip diantara toko-toko lainnya, tak terlalu menyentrik jadi harus jeli melihat agar tak terlewat. Sweet Corner berdiri sejak tahun 2014 yang merupakan brand yang sudah berkembang dengan sangat baik di China ataupun Hongkong

Memasuki kafe ini, saya terpukau dengan konsep yang disajikan. Lucu, unik, cantik dan sangat nyaman. Belum lagi dengan alunan musik yang diputar oleh karyawan kafe yang serasi dengan konsepnya.











Warna - warna yang menarik dan furniture yang unik menjadi paduan serasi kafe ini. Sudah terbayang bagaimana menunya? Check this out!!

Banana Boat

Menu yang disajikan dengan warna-warna menarik ini berbahan utama pisang. Yap! pisang yang diselimuti dengan berbagai variant ice cream. Ini sangat saya rekomendasikan kalau kamu ke tempat ini. 


Panda Ice

Dessert unik ini sebenarnya adalah ice cream dengan serut yang dibentuk. Juga terdapat berbagai macam rasa puding enak di bawahnya dengan topping vanilla ice. You must try!!!



Waffle

Sajian dessert ini memang umum terdapat pada kafe-kafe yang ada. Tapi waffle di Sweet Corner ini juga cukup recommended untuk kamu cicipi. Selain bentuknya yang lucu-lucu rasanya pun tak kalah nikmat.






Red Bean Soup

Namanya memang soup, tapi menu ini disajikan dingin dan sangat menyegarkan. Entah kalimat apalagi yang harus saya tulis. Read Bean Soupnya ENAK!! 



Kisaran harga dari menu-menu yang ada adalah Rp. 25.000 - Rp. 50.000 saja. Selamat mencoba :)

NB : Bentuk dari dessert yang saya pesan semuanya lucu bangeettt, saya sempat tak tega menyantapnya (lebay) haha 

Check this out to see the information about this cafe:
IG         : sweetcorner_id
Adress : Alam Sutera Timur Kav 20A no. 9,Tangerang Selatan, Banten. 

Rabu, 18 Mei 2016

Rinjani Tak Pernah Ingkar Janji

Ingin merasakan sensasi empat gunung dijadikan satu? Mendakilah Gunung Rinjani. Salah satu destinasi surganya para pendaki yang terlatak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung Rinjani adalah gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia. Rinjani memiliki ketinggian 3.726 mdpl.

Rinjani menjadi tujuan pendakian terfavorit karena pemandangannya yang luar biasa. Hutan (seperti di Gunung Slamet), kaldera, padang savana (Seperti di Gunung Merbabu), tebing (seperti di Gunung Sumbing), dan lintasan berpasir (Seperti di Mahameru) yang cukup memacu adrenalin para pendaki.

Dalam perjalanan kali ini, saya mengambil tema "terima beres". Mengingat saya bukanlah pendaki handal karena baru beberapa kali saja melakukan pendakian. Perjalanan menuju Lombok pun saya tempuh melalui perjalanan udara. Beruntung saya mendapatkan tiket cukup murah dengan kualitas maskapai kelas internasional. Setelahnya, mulai mencari biro yang sekiranya cukup profesional dengan harga miring.

Perasaan semangat menggebu dan diluar dugaan saya bisa menapaki kaki saya di Gunung Rinjani. Mengingat mendaki Gunung Rinjani masih sebatas angan karena tak yakin apakah saya sanggup?

Menuju Rinjani

Untuk menuju Lombok, transportasi paling mudah adalah dengan menggunakan pesawat. Dengan waktu tempuh sekitar satu setengah jam, pekerja yang memiliki waktu sangat terbatas untuk liburan seperti saya akan sangat efisien menggunakan moda trasportasi pesawat.



Sampai di Bandara Internasional Lombok, saya disambut dengan Ramli, dia merupakan orang biro yang sudah saya bayar untuk menyiapkan seluruh akomodasi yang saya butuhkan selama liburan. Menuju homestay di kawasan Senggigi untuk bermalam sebelum menuju tempat pendakian dan memulai pendakian.

Keesokan harinya (2/5/16), jam 05.00 WITA saya bergegas menuju Senaru dengan menggunakan travel. Sekiar pukul 08.00 WITA saya tiba di pos awal pendakian.

Memulai pendakian sekitar pukul 09.00 WITA, saya disuguhi dengan perkebunan cokelat dan vegetasi hutan yang masih cukup rapat. Teduh, adalah kata yang saya ucap ketika memulai perjalanan. Masih banyak pepohonan yang tumbuh liar dan nyamuk yang cukup menggangu perjalanan karena cukup gatal ketika nyamuk berhasil menggigit badan. Dan kabut yang sesekali menyelimuti udara kala itu.

Sejenak istirahat untuk makan siang sebelum melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 15.00 saya tiba di Pos 3 pendakian. Pos dimana titik awal saya mendapatkan suguhan ilalang tinggi dan padang savana yang sangat luas. Senang betul perasaan saya kala itu.


Pemandangan ini mengingatkan saya pada Merbabu yang memiliki savana yang tak kalah indahnya. Bernostalgia dengan pengalaman terdahulu saat mendaki beberapa tahun silam.

Angin bertiup berhasil menghapus lelah dan penat saat perjalanan. Hamparan savana tampak terlihat di sekililing pandangan. Matahari tak lagi terik dan menusuk. Tetapi, ternyata lembah savana ini terlalu luas untuk saya. Mengapa? Karena saya mulai merasa lelah dengan jalan menanjak yang tak kunjung usai. Lembah demi lembah saya lewati, tetapi tak juga sampai pada titik istirahat dimana tenda sudah didirikan.

Pelawangan Senaru

Mempercepat langkah dan mengabaikan lelah agar tak bertemu gelap sebelum tiba pada tenda tempat bermalam. Mata saya tak cukup awas kala gelap. Dan saya terlalu penakut untuk berjalan dalam gelap. Tepat pukul 18.00 WITA akhirnya saya tiba di Pelawangan Senaru, tempat tenda yang telah dipasang oleh porter.



Meluruskan kaki, menyeruput teh hangat sambil memandangi senja sebelum jam makan malam tiba. Saya sempat berbicang sedikit dengan teman yang saya kenal di pendakian kali ini. Empat dari Indonesia dan lima dari mancanegara (China, Singapore dan Jerman).

Awalnya saya merasa canggung untuk memulai obrolan dengan teman-teman yang berasal dari luar Indonesia. Tapi, semua perasaan tegang saya pendam dalam dalam dan memberanikan diri menyapa untuk sekedar menawarkan biskuit dan teh hangat.

Tak diduga, mereka menyambut dengan hangat. Saya coba jelaskan kalau kemampuan saya berbahasa Inggris masih kurang bagus. Dan mereka tak merasa keberatan asalkan kita bisa saling mengerti satu dengan yang lainnya.

Malam tiba, langit terlihat bersih dan tak lama bintang bertaburan. Ya!! Milkyway!!! Indah sekali! Sayang kamera saya tak memadai untuk mengabadikan keindahan langit Rinjani malam itu.

Menuju Pelawangan Sembalun

Membuka pagi dengan udara sejuk dan pemandangan maha indah. Dan siap memulai perjalanan menuju Pelawangan Sembalun. Sebelumnya, Yadi (pemandu) memberikan sedikit gambaran menganai lintasan yang akan kita lalui. Kalau perjalanan kita akan lebih sulit dari sebelumnya. Baiklah saya menyiapkan mental dan energi yang saya miliki.





Dengkul saya terasa lemas dan gemetar. Jalanan terjal penuh bebatuan ada dihadapan saya dan tak tampak dimana ujungnya. Saya harus berjalan konsisten dan mengejar waktu agar tepat makan siang sudah sampai di danau. Perlahan tapi pasti, saya menapaki bebatuan itu. Butuh konsentrasi tinggi untuk melewati jalur ini. Sedikit saja lengah, saya bisa terpeleset dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pukul 12.00 WITA saya tiba di danau untuk sekedar meluruskan kaki dan makan siang. Ada yang unik, di danau banyak pendaki maupun warga yang memancing. Ternyata, di danau banyak terdapat Ikan Mas dan Mujair.





Segara Anak merupakan salah satu pesona unggulan dari Gunung Rinjani. Di bibir Danau Segara Anak, banyak spot untuk para pendaki yang ingin mendirikan tenda. Dari Danau Segara Anak, kita juga bisa melihat Gunung Barujari yang masih aktif dan baru meletus November 2015 silam.

Usai menyantap makan siang, saya ditawarkan untuk menyambangi Hot Spring yang lokasinya tak jauh dari danau. Cukup berjalan lima menit, saya sudah sampai di lokasi. Dalam perjalanan menuju Hot Spring, disarankan untuk tetap berahati-hati karena terdapat turunan yang cukup curam.





Perjalanan dilanjutkan menuju Pelawangan Senaru...

Tiba di Pelawangan Senaru sekiatar pukul 16.30 WITA, pas dengan prediksi pemandu saya. Sampai disana saya merebahkan badan dan bersantai dan setelahnya makan malam dilanjut istirahat sebelum tengah malam harus summit.

Menuju Dewi Anjani

Pukul 00.30 dini hari saya memulai perjalanan menuju Dewi Anjani. Masih mengantuk dan gelap. Tetapi, apabila memandang ke arah puncak, saya melihat banyak lampu kelap-kelip dari cahaya para pendaki yang melakukan summit.


Dari trek awal saya sudah merasa kesulitan. Bagaimana tidak, jalan penuh pasir dan bebatuan ini terasa licin dan menghambat langkah saya. Dua langkah saya naik, satu langkah kaki saya bergeser turun. Begitu seterusnya sampai pucak.



Ini kali pertama saya melakukan pendakian menuju puncak gunung dengan trek pasir dan batuan kecil. Saya sempat ingin menyerah, ditambah saya bertemu dengan seorang pendaki yang terserah hipotermia. Mental saya semakin jatuh, memandang ke puncak pun terasa masih sangat jauh.

Saat menoleh ke belakang, ada Lucky, tunangan saya yang mengiringi langkah saya dan memberikan petunjuk jalur mana yang harus saya pijak. "Jalan terus pelan-pelan, udah banyak orang yang kamu lewatin. Jangan kebanyakan diam, nanti kedinginan. Jangan liat ke arah puncak juga, nanti terasa lama" ujar nya

Langkah demi langkah saya pijak dengan yakin. Tak terasa pukul 05.00 WITA saya sudah berada di Dewi Anjani. Saya dan teman-teman rombongan menjadi tim ke dua yang berhasil menapaki Dewi Anjani hari itu. Perasaan haru dan bahagia sangat saya rasakan. Tak percaya seorang yang sering jatuh sakit seperti saya berada di Dewi Anjani dengan ketinggian 3.726 mdpl.





Tapi saya tak kuat bertahan lama di puncak. Badan saya bergetar karena kedinginan. Angin yang menghembus sangat kuat, saya kedinginan hebat. "Jangan dirasa-rasa dinginnya, sugesti anget, gerak terus jangan diam dan jangan tidur" ujar Lucky. Dipeluknya saya sekuat dan sehangat yang dia bisa, tapi saya tetap merasa dingin.

Akhirnya setelah matahari tebrit dengan sempurna dan kerumunan orang semakin banyak saya memutuskan untuk turun. Saya turun dengan rasa bahagia walaupun tak banyak pemandangan yang berhasil saya abadikan. Ini menjadi perjalanan yang luar biasa untuk saya!!


Rinjani tak pernah ingkar janji!!!


Terima Kasih
Salam Hangat,
Eka \m/

Kamis, 12 Mei 2016

Makan Enak Saat Mendaki

Perihal mendaki, teman-teman yang pernah melakukan pasti tahu dan paham bagaimana lelahnya melakukan kegiatan ini. Kegiatan yang banyak melibatkan kekuatan fisik (dan juga mental). Kegiatan yang banyak menguras energi (dan emosional).

Kebutuhan energi saat melakukan pendakian mencapai 6.000 kalori per hari. Ini mencapai dua sampai empat kali lipat dari kebutuhan kalori per hari kegiatan sehari-hari yang rata-rata 1.500 sampai 2.500 kalori.

Saat menjadi pendaki pemula, saya tak terlalu memerhatikan asupan apa yang akan saya konsumsi selama pendakian. Saya lebih menekankan pada latihan fisik. Memang, latihan fisik sangat dibutuhkan untuk melatih kekuatan.

Akhirnya, logistik yang saya bawa hanyalah berbentuk makanan siap saji. Karena saya hanya memikirkan hal praktis "yang penting makan terus kenyang".

Ternyata saya keliru, kekuatan yang didapat saat mendaki bukan hanya karena rutin latihan fisik. Melainkan, asupan yang kita konsumsi saat mendaki untuk kembali diolah tubuh menjadi energi.

Mau tahu, apa saja yang sebenarnya dibutuhkan tubuh saat mendaki?

Karbohidrat, sebagai sumber energi utama pada tubuh. Dalam pendakian, saya biasa mengkonsumsi nasi atau roti sebagai sumbet karbo yang bisa saya dapat.

Protein, berfungsi untuk memperbaiki otot, menjaga otak agar tetap sadar dan melancarakan peredaran darah dalam tubuh. Protein saat mendaki saya peroleh dari telur atau ikan.

Lemak, berfungsi sebagai cadangan sumber energi. Tetapi lemak lebih membutuhkan banyak waktu dalam pengolahannya menjadi energi. Lemak biasa saya dapatkan dari bakso, sosis dan abon yang bisa saya konsumsi saat mendaki.

Serat, selain bagus untuk fungsi pencernaan, serat juga berfungsi sebagai makanan penunda lapar. Saya biasa membawa agar-agar untuk dikonsumsi.

Itu adalah beberapa nutrisi yang kiranya mulai saya perhatikan saat melakukan pendakian. Nutrisi yang buruk atau pas-pasan menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Otot juga sulit melalukan recovery dan membatasi kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel sel yang rusak.

Selain itu, air minum juga penting untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh kita.

Berikut hidangan yang saya konsumsi dan sempat saya abadikan saat melakukan pendakian:

Telur Mata Sapi

 Kopi sebagai pelepas penat

 Sandwich sebagai sumber karbohidrat

 Sup

Berbicara mengenai makanan, semua pasti punya selera masing-masing. Silahkan di mix and match sesuai dengan selera teman-teman semua. Terima Kasih, semoga bermanfaat. 

Foto diambil oleh Yoga Hastyadi Widiartanto menggunakan kamera Fujifilm XM1

Jumat, 12 Februari 2016

Pulau Para Dewa (Part III)

Ya ya ya... semoga cerita ini belum basi. Kerjaan yang bertumpuk dan tak ada habisnya, membuat waktu saya untuk menulis sedikit terkikis. Eyaaa curhat....

Ini hari ketiga kami berada di Bali, itu artinya liburan telah usai. Hari ini tepat Idul Adha dan suasana berbeda begitu terasa di Bali. Merasakan menjadi kaum minoritas namun tetap dihargai.

Kami sholat di masjid yang terletak di Pecatu Resort (konon ini daerah kekuasaan keluarga cendana). Disana berdiri sebuah bagunan mesjid yang begitu kokoh dan menjadi ikonik di Pecatu.Dengan khidmat kami bisa menjalankan sholat tanpa ada gangguan yang berarti.

Usai sholat, sejenak singgah di Pantai Dreamland. Suasana masih pagi, jadi masih sepi dari pengunjung, serasa pantai pribadi. Tertawa, bercanda dan sedikit berlari-lari bermain air.

Tak terlalu lama bermain di Dreamland, kami memutuskan pulang sejenak ke persinggahan untuk sarapan dan melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya. Sedikit berkemas menyiapkan perbekalan selama perjalanan. Selanjutnya, kami singgah di warung bubur pinggir jalan daerah Jimbaran, tepatnya sederet dengan Ace Hardware. Tata (adik) bilang ini bubur yang cukup hits dikalangan mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa. Tanpa ragu, kami menyambangi warung bubur ini.

Hmmm.. lumayan rasanya dengan harga 10 ribu rupiah dan porsi suwir ayam yang cukup memenuhi mangkuk.Tempatnya bersih dan bersertifikat halal. Alhamdulillah.... Mari lanjut perjalanan.


Ga ada foto bubur, adanya foto muka kenyang

Perjalanan dilanjutkan menuju Pasar Sukowati. Karena hari ini memang kami agendakan untuk belanja oleh-oleh. Dalam menuju Sukowati, kami mencoba tol di atas laut. hihi maaf norak..

Biaya masuk tol untuk kendaraan roda dua adalah 4000 rupiah. sementara untuk kendaraan roda emapat, sebesar 10.000 rupiah. Cukup mahal karena jarak tol yang pendek, tetapi sebagai pengalaman baru, kami tak keberatan denga tarif tol yang di tentukan. Mengingat dalam mebuat tol tersebut cukup menguras anggaran.


Tol di atas laut

Maaf tak sempat foto di Sukowati maupun di pabrik pembuatan pie susu. Kami sibuk berbelanja dan terlalu ribet dengan barang belanjaan hasil kami menjelajah.

FYI, di Pasar Seni Sukowati masih banyak pedagang yang berasal dari Pulau Jawa. Jadi, jangan ragu kalau kalian punya skill berbahasa Jawa. Karena pakaian yang biasa dijajakan dengan harga 80.000 rupiah, di berika ke saya dengan harga 35.000 rupiah tanpa saya menawar. Sungguh!!!

Rehat sejenak untuk makan siang dan menaruh belanjaan di tempat singgah. Kami melanjutkan menuju Pantai Balangan untuk menikmati sunset dan sebagai penutup destinasi sebelum liburan kami berakhir. Lagi-lagi saya dibuat terpikat oleh Bali, karena tempat wisata yang bersih terawat dan tak dipungut (kecuali parkir 2.000).



Sejujurnya, ini agak setengah hati menulisnya. Tapi, berhubung saya masih berhutang dan ini sudah berganti tahun, saya harus menyelesaikan tulisan ini. 


Terima Kasih,
Salam hangat,


Eka \m/

Kamis, 11 Februari 2016

Tentang yang Dirasa "Frau"



Konser bertajuk "Tentang Rasa" yang digelar 20 Januari, 2016 di Gedung Kesenian Jakarta, ini mencoba menghadirkan pengalaman baru dalam menikmati musik. Menghadirkan kesan lintas indera yang melibatkan penonton untuk aktif merangkai impresi rasanya sendiri, yang berupa senang, sedih, bosan, hingga kantuk.


Dalam konsernya, Leilani Hermiasih atau yang dikenal dengan Frau juga membagikan secarik kertas dan sebatang pensil sebagai media komunikasi dengan penonton. Penonton diminta untuk mencurahkan tentang apa yang dirasa selama monser berlangsung. Leni dan Oscar (piano) bak pasangan sejoli yang memiliki ikatan batin mengalunkan musik dengan begitu indanya. Lebih kurang enam belas lagu yang dibawakan yang berasal dari album Starlit Carousel dan Happy Coda serta beberapa "bocoran" materi lagu baru.



Begitu terbawa arus lantunan musik yang dibawakan Frau, seakan dibawa masuk ke dalam berbagai dimensi. Tak hanya dimonopoli oleh telinga dan mata. Namun, perasaan yang tanpa sadar terhanyut dalam buain.


Salam hangat dari Negeri Berdebu,
Eka \m/